Rabu

Hak sebagai warga negara

hak mendapatkan pendidikan

Setiap anak yang lahir secara otomatis akan mendapatkan hak sebagai mahluk hidup ciptaan tuhan dan warga Negara. Termasuk bagi setiap anak yang lahir di Negara Indonesia, yang telah memiliki undang – undang perlindungan anak, dimana KPAI bertindak sebagai salah satu wadah yang sangat mengagung – agungkan undang – undang tersebut. 

Terlepas dari itu, setiap anak pun memiliki hak yang sama terlebih bagi anak yang memiliki kebutuhan khusus dalam menuntut ilmu. Dalam hal ini, anak – anak yang mengidap autis. Penderita autis ini berbeda dengan ADHD atau (Attention Deficit Hyperactive Disorders), dimana anak autis tidak dapat merespon lingkungan sekitarnya, namun ADHD adalah situasi dimana anak mengalami kesulitan dalam memfokuskan diri akan suatu hal, dan biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat memahami suatu hal. 

Dalam hal hak anak untuk mendapatkan pendidikan, undang – undang di Indonesia telah memiliki hal tersebut. Hal itu tertuang pada Undang-Undang Perlindungan Anak (UUPA) disahkan pada tanggal 22 Oktober 2002 melalui UU Nomor 23 tahun 2002. UUPA itu sendiri merupakan perangkat perundang-undangan yang paling akhir yang memberikan pengaturan tentang perlindungan anak, setelah beberapa uu untuk anak di revisi, antara lain : 

- UU Kesejahteraan Anak (UU No.4 tahun 1979).
- UU Pengadilan Anak (UU No.3 tahun 1997).
- UU Hak Asasi Manusia (UU No.39 tahun 1999, khususnya Bab 3 Bagian ke-10 tentang Hak Anak).
 

Dan UUPA merupakan kerangka payung yang memberikan perlindungan bagi anak. Dalam UUPA sendiri, dijelaskan beberapa hak anak terutama untuk hal pendidikan, antara lain tertuang pada pasal 9 ayat 1 dan 2, yang berisi : 

(1). Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. 

(2). Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan
.

Kewajiban sebagai warga negara


Kewajiban berwarga negara

kewajiban warga negara membayar  pajak

Pajak adalah suatu pemasukan bagi pemerintah yang dikeluarkan dari penghasilan warga negara. Membayar pajak termasuk sebuah kewajiban bagi warga negara Indonesia dalam UU 1945. Pajak pun digunakan oleh pemerintah sebagai pemasukan utama sebuah negara untuk APBN. Secara umum pun pajak dibagi menjadi 2 yaitu pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat dikelola oleh direktorat perpajakan atau keuangan sedangkan pajak daerah dikelola oleh para pemerintahan daerah tersebut. 
    Contoh pajak yang dikelola oleh pemerintahan pusat :
v  Pajak Penghasilan (PPh)
v  Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
v  Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)
v  Bea Meterai
v  Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
v  Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

 
Contoh pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah :
Pajak Propinsi
v          Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
v          Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
v          Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bemotor
v          Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
Pajak Kabupaten/Kota
·                     Pajak Hotel
·                     Pajak Restoran
·                     Pajak Hiburan
·                     Pajak Reklame
·                     Pajak Penerangan Jalan
·                     Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
·                     Pajak Parkir

 
Fungsi pajak bagi pemerintah juga berbagai macam, seperti :
·                     Fungsi Anggaran (budgertair), kegunaan pajak sebagai alat untuk memasukan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku, jadi pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara terkait proses pemerintahan.
·                     Fungsu mengatur (regulerend), yaitu suatu fungsi dimana pajak diperguanakan oleh pemerintah sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu, dan merupakan fungsi tambahan, jadi sebagai pelengkap dari fungsi utama pajak.
·                     Fungsi Stabilitas, yaitu dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, hal ini bisa dilakukan dengan mengatur peredaran uang dimasyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
·                     Fungsi retribusi pendapatan, pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk untuk membiayai pembangunan.
Jadi setelah anda mengetahui semuanya apakah anda masih enggan membayar pajak , bayarlah pajak 

Pengalaman Berwisata


Pengalaman berwisata
Cara hemat berwisata ke pelabuhan ratu tapi menantang
Tepatnya waktu itu 10 hari setalah lebaran saya mendapatkan sms dari teman saya sebut saja “Tomi” , dia mengajak saya untuk berwisata kepelabuhan ratu tapi saya bingung karna memang saat itu saya hanya punya uang RP.50.000 saya tanya memang dimana tempatnya , dia jawab katanya daerah bogor tapi dia juga ga tau pastinya karna memang dia juga belom pernah kesana , parahnya lagi dia pun hanya memiliki uang sama seperti saya Rp.50.000 dengan optimis jam 10 tepatnya saya berangkat membawa motor , pakai sendal yang sudah lusuh , dan parahnhya kami tidak membawa perbekalan entah itu nasi , makanan , minuman karna memang itu dadakan , dan juga tidak membawa tas sumpah parah , akhirnya kami berangkat dengan membawa motor dari jakarta menuju pelabuhan ratu dengan uang yang kami miliki Rp.100.000 jika digabungi hahha , dalam perjalanan saya yang membawa motor kami berdua berjalan dari jakarta tepatnya cengkareng , yang pada saat ini udah sampai ke bogor saya merasakan hal yang biasa saja blm ada rasa pegel atau apapun , tapi lama lama lama kami bertanya tanya dimana pelabuhan ratu bertanya kepada orang , akhirnya ketika sampai di sukabumi  saya cukup merasakan lelah entah berapa jam perjalan , saya melihat jam , jam menunjukan jam 03:35 kita berangkat jam 10:20 , wow akhirnya kami beristirahat di sebuah pom bensin sekalian mengisi bensin, seteguk es cendol cukup membuat kami segar , kami pun meneruskan perjalan saat itu saya bertanya tanya dalam hati , ini masih jauh ga , saya nanya ke tomi , “tom ente yang bener nih masih jauh ga ,” tomi pun menjawab “kata ORANG sih dikit lagi” 
Tepatnya jam 05:10 kami sampai di cibadak dan menurut saya itu jalan yang parah yang pernah saya lewati sehingga membuat saya pun terjatuh perjalanan yang berliku liku dari atas kebawah nanjak lagi turun lagi , wow itu parah, akhirnya setelah melewati perjalanan yang berliku kami istirahat tepatnya jam 06:20 karna maghrib , melihat sudah ada wajah pantai menanti , kami ketika istirahat bingung ingin menginap dimana sedangkan sisa uang kami jika digabungkan hanya sejumlah Rp.70.000 apa pengen tidur di pantai begitu saja , it’s imposble men , dapet pikiran dari teman saya tomi katanya dia punya temen sedang menginap dirumah saudaranya yang berada di pelabuhan ratu , akhirnya setelah melobi lobi kami bisa menginap di rumah teman saya , akhirnya kami pun langsung berangkat kepenginapan , diperjalan , ternyata saya mendaptkan macet yang palingg parah , karna saya baru sadar kalo itu lagi masih lebaran dan tepatnya di malam minggu , sangat bodoh sekali , saya hampir kesal karna saat itu sudah jam 07:45 dan kami belom sampai di penginapan , kami saat ingin melewati pelabuhan ratu kami disuruh membayar administrasi yah tepatnya uang masuk lah sebesar RP.20.000 , karna saat itu sedang rame kami berpikir buat apa bayar banyak yang bilang “noh dibelakang udah” akhirnya kami pun mengikuti trik tersebut , alhamdulillah kami bisa lolos lagi lagi uang kami utuh masih Rp.70.000 lama lama sambil terbawa emosi , macet pula macet parah saat itu dan ga bisa gerak , akhirnya kami sampai dipenginapa teman kami tepatnya jam 08:45 kami beristirahat  sejenak , kami yang melihat uang yang msih Rp.70.000 ingin makan tapi sudah disediakan untungnya baik hati jadi kami makan gratis , alhamdulillah , kami pun mengobrol dengan keluarga teman , dan istirahat tidur ,
Ketika paginya kami di ajak untuk kepelabuhan ratu , wow kami hembuskan nafas , sangat lelah saat itu , disana kami bersorak ria masuk pun sudah tidak bayar , uang kami habis dipelabuhan ratu membeli aksesoris , dan makanan .
Akhirnya tepatnya jam 10:20 kami pamit pulang berangkatlah kami dengan membawa uang hanya Rp.20.000 akhirnya kami habiskan uang itu hanya untuk membeli bensin alhamdulillh
Jadi jalurnya untuk wisata ke pelabuhan ratu , dari bogor lurus terus sampai di sukabumi terus ke cibadak , lanjut tanya keorang ke pelabuhan ratu
Untuk biaya , jangan terlalu nekat bawa uang Rp.400.000 kurang lebih jika mengikuti perjalanan saya kalo memang anda berani silahkan dan jika anda mempunya kerabat dekat unutk penginapannya cukup hanya membawa 200.000 hanya untuk bensin dan makan
Kurang lebihnya saya ucapkan terima kasih 

TOKOH WAYANG



Hanoman (Sanskerta: Hanuman) atau Hanumat, juga disebut sebagai Anoman, adalah salah satu dewa dalam kepercayaan agama Hindu, sekaligus tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana yang paling terkenal. Ia adalah seekor kera putih dan merupakan putera Batara Bayu dan Anjani, saudara dari Subali dan Sugriwa. Menurut kitab Serat Pedhalangan, tokoh Hanoman sebenarnya memang asli dari wiracarita Ramayana, namun dalam pengembangannya tokoh ini juga kadangkala muncul dalam serial Mahabharata, sehingga menjadi tokoh antar zaman. Di India, hanoman dipuja sebagai dewa pelindung dan beberapa kuil didedikasikan untuk memuja dirinya.
Kelahiran
Hanoman lahir pada masa Tretayuga sebagai putera Anjani, seekor wanara wanita. Dahulu Anjani sebetulnya merupakan bidadari, bernama Punjikastala. Namun karena suatu kutukan, ia terlahir ke dunia sebagai wanara wanita. Kutukan tersebut bisa berakhir apabila ia melahirkan seorang putera yang merupakan penitisan Siwa. Anjani menikah dengan Kesari, seekor wanara perkasa. Bersama dengan Kesari, Anjani melakukan tapa ke hadapan Siwa agar Siwa bersedia menjelma sebagi putera mereka. Karena Siwa terkesan dengan pemujaan yang dilakukan oleh Anjani dan Kesari, ia mengabulkan permohonan mereka dengan turun ke dunia sebagai Hanoman.
Salah satu versi menceritakan bahwa ketika Anjani bertapa memuja Siwa, di tempat lain, Raja Dasarata melakukan Putrakama Yadnya untuk memperoleh keturunan. Hasilnya, ia menerima beberapa makanan untuk dibagikan kepada tiga istrinya, yang di kemudian hari melahirkan Rama, Laksmana, Bharata dan Satrugna. Atas kehendak dewata, seekor burung merenggut sepotong makanan tersebut, dan menjatuhkannya di atas hutan dimana Anjani sedang bertapa. Bayu, Sang dewa angin, mengantarkan makanan tersebut agar jatuh di tangan Anjani. Anjani memakan makanan tersebut, lalu lahirlah Hanoman.
Salah satu versi mengatakan bahwa Hanoman lahir secara tidak sengaja karena hubungan antara Bayu dan Anjani. Diceritakan bahwa pada suatu hari, Dewa Bayu melihat kecantikan Anjani, kemudian ia memeluknya. Anjani marah karena merasa dilecehkan. Namun Dewa Bayu menjawab bahwa Anjani tidak akan ternoda oleh sentuhan Bayu. Ia memeluk Anjani bukan di badannya, namun di dalam hatinya. Bayu juga berkata bahwa kelak Anjani akan melahirkan seorang putera yang kekuatannya setara dengan Bayu dan paling cerdas di antara para wanara.
Sebagai putera Anjani, Hanoman dipanggil Anjaneya (diucapkan “Aanjanèya”), yang secara harfiah berarti “lahir dari Anjani” atau “putera Anjani”.
Masa kecil
Pada saat Hanoman masih kecil, ia mengira matahari adalah buah yang bisa dimakan, kemudian terbang ke arahnya dan hendak memakannya. Dewa Indra melihat hal itu dan menjadi cemas dengan keselamatan matahari. Untuk mengantisipasinya, ia melemparkan petirnya ke arah Hanoman sehingga kera kecil itu jatuh dan menabrak gunung. Melihat hal itu, Dewa Bayu menjadi marah dan berdiam diri. Akibat tindakannya, semua makhluk di bumi menjadi lemas. Para Dewa pun memohon kepada Bayu agar menyingkirkan kemarahannya. Dewa Bayu menghentikan kemarahannya dan Hanoman diberi hadiah melimpah ruah. Dewa Brahma dan Dewa Indra memberi anugerah bahwa Hanoman akan kebal dari segala senjata, serta kematian akan datang hanya dengan kehendaknya sendiri. Maka dari itu, Hanoman menjadi makhluk yang abadi atau Chiranjiwin.
Pertemuan dengan Rama
Pada saat melihat Rama dan Laksmana datang ke Kiskenda, Sugriwa merasa cemas. Ia berpikir bahwa mereka adalah utusan Subali yang dikirim untuk membunuh Sugriwa. Kemudian Sugriwa memanggil prajurit andalannya, Hanoman, untuk menyelidiki maksud kedatangan dua orang tersebut. Hanoman menerima tugas tersebut kemudian ia menyamar menjadi brahmana dan mendekati Rama dan Laksmana.
Saat bertemu dengan Rama dan Laksmana, Hanoman merasakan ketenangan. Ia tidak melihat adanya tanda-tanda permusuhan dari kedua pemuda itu. Rama dan Laksmana juga terkesan dengan etika Hanoman. Kemudian mereka bercakap-cakap dengan bebas. Mereka menceritakan riwayat hidupnya masing-masing. Rama juga menceritakan keinginannya untuk menemui Sugriwa. Karena tidak curiga lagi kepada Rama dan Laksmana, Hanoman kembali ke wujud asalnya dan mengantar Rama dan Laksmana menemui Sugriwa.
Petualangan mencari Sita
Dalam misi membantu Rama mencari Sita, Sugriwa mengutus pasukan wanara-nya agar pergi ke seluruh pelosok bumi untuk mencari tanda-tanda keberadaan Sita, dan membawanya ke hadapan Rama kalau mampu. Pasukan wanara yang dikerahkan Sugriwa dipimpin oleh Hanoman, Anggada, Nila, Jembawan, dan lain-lain. Mereka menempuh perjalanan berhari-hari dan menelusuri sebuah gua, kemudian tersesat dan menemukan kota yang berdiri megah di dalamnya. Atas keterangan Swayampraba yang tinggal di sana, kota tersebut dibangun oleh arsitek Mayasura dan sekarang sepi karena Maya pergi ke alam para Dewa. Lalu Hanoman menceritakan maksud perjalanannya dengan panjang lebar kepada Swayampraba. Atas bantuan Swayampraba yang sakti, Hanoman dan wanara lainnya lenyap dari gua dan berada di sebuah pantai dalam sekejap.
Di pantai tersebut, Hanoman dan wanara lainnya bertemu dengan Sempati, burung raksasa yang tidak bersayap. Ia duduk sendirian di pantai tersebut sambil menunggu bangkai hewan untuk dimakan. Karena ia mendengar percakapan para wanara mengenai Sita dan kematian Jatayu, Sempati menjadi sedih dan meminta agar para wanara menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi. Anggada menceritakan dengan panjang lebar kemudian meminta bantuan Sempati. Atas keterangan Sempati, para wanara tahu bahwa Sita ditawan di sebuah istana yang teretak di Kerajaan Alengka. Kerajaan tersebut diperintah oleh raja raksasa bernama Rahwana. Para wanara berterima kasih setelah menerima keterangan Sempati, kemudian mereka memikirkan cara agar sampai di Alengka.
Pergi ke Alengka
Karena bujukan para wanara, Hanoman teringat akan kekuatannya dan terbang menyeberangi lautan agar sampai di Alengka. Setelah ia menginjakkan kakinya di sana, ia menyamar menjadi monyet kecil dan mencari-cari Sita. Ia melihat Alengka sebagai benteng pertahanan yang kuat sekaligus kota yang dijaga dengan ketat. Ia melihat penduduknya menyanyikan mantra-mantra Weda dan lagu pujian kemenangan kepada Rahwana. Namun tak jarang ada orang-orang bermuka kejam dan buruk dengan senjata lengkap. Kemudian ia datang ke istana Rahwana dan mengamati wanita-wanita cantik yang tak terhitung jumlahnya, namun ia tidak melihat Sita yang sedang merana. Setelah mengamati ke sana-kemari, ia memasuki sebuah taman yang belum pernah diselidikinya. Di sana ia melihat wanita yang tampak sedih dan murung yang diyakininya sebagai Sita.
Kemudian Hanoman melihat Rahwana merayu Sita. Setelah Rahwana gagal dengan rayuannya dan pergi meninggalkan Sita, Hanoman menghampiri Sita dan menceritakan maksud kedatangannya. Mulanya Sita curiga, namun kecurigaan Sita hilang saat Hanoman menyerahkan cincin milik Rama. Hanoman juga menjanjikan bantuan akan segera tiba. Hanoman menyarankan agar Sita terbang bersamanya ke hadapan Rama, namun Sita menolak. Ia mengharapkan Rama datang sebagai ksatria sejati dan datang ke Alengka untuk menyelamatkan dirinya. Kemudian Hanoman mohon restu dan pamit dari hadapan Sita. Sebelum pulang ia memporak-porandakan taman Asoka di istana Rahwana. Ia membunuh ribuan tentara termasuk prajurit pilihan Rahwana seperti Jambumali dan Aksha. Akhirnya ia dapat ditangkap Indrajit dengan senjata Brahma Astra. Senjata itu memilit tubuh hanoman. Namun kesaktian Brahma Astra lenyap saat tentara raksasa menambahkan tali jerami. Indrajit marah bercampur kecewa karena Brahma Astra bisa dilepaskan Hanoman kapan saja, namun Hanoman belum bereaksi karena menunggu saat yang tepat.
Terbakarnya Alengka
Ketika Rahwana hendak memberikan hukuman mati kepada Hanoman, Wibisana membela Hanoman agar hukumannya diringankan, mengingat Hanoman adalah seorang utusan. Kemudian Rahwana menjatuhkan hukuman agar ekor Hanoman dibakar. Melihat hal itu, Sita berdo’a agar api yang membakar ekor Hanoman menjadi sejuk. Karena do’a Sita kepada Dewa Agni terkabul, api yang membakar ekor Hanoman menjadi sejuk. Lalu ia memberontak dan melepaskan Brahma Astra yang mengikat dirinya. Dengan ekor menyala-nyala seperti obor, ia membakar kota Alengka. Kota Alengka pun menjadi lautan api. Setelah menimbulkan kebakaran besar, ia menceburkan diri ke laut agar api di ekornya padam. Penghuni surga memuji keberanian Hanoman dan berkata bahwa selain kediaman Sita, kota Alengka dilalap api.
Dengan membawa kabar gembira, Hanoman menghadap Rama dan menceritakan keadaan Sita. Setelah itu, Rama menyiapkan pasukan wanara untuk menggempur Alengka.
Pertempuran besar
Dalam pertempuran besar antara Rama dan Rahwana, Hanoman membasmi banyak tentara rakshasa. Saat Rama, Laksmana, dan bala tentaranya yang lain terjerat oleh senjata Nagapasa yang sakti, Hanoman pergi ke Himalaya atas saran Jembawan untuk menemukan tanaman obat. Karena tidak tahu persis bagaimana ciri-ciri pohon yang dimaksud, Hanoman memotong gunung tersebut dan membawa potongannya ke hadapan Rama. Setelah Rama dan prajuritnya pulih kembali, Hanoman melanjutkan pertarungan dan membasmi banyak pasukan rakshasa.
Kehidupan selanjutnya
Setelah pertempuran besar melawan Rahwana berakhir, Rama hendak memberikan hadiah untuk Hanoman. Namun Hanoman menolak karena ia hanya ingin agar Sri Rama bersemayam di dalam hatinya. Rama mengerti maksud Hanoman dan bersemayam secara rohaniah dalam jasmaninya. Akhirnya Hanoman pergi bermeditasi di puncak gunung mendo’akan keselamatan dunia.
Pada zaman Dwapara Yuga, Hanoman bertemu dengan Bima dan Arjuna dari lingkungan keraton Hastinapura. Dari pertemuannya dengan Hanoman, Arjuna menggunakan lambang Hanoman sebagai panji keretanya pada saat Bharatayuddha.
Tradisi dan pemujaan
Di negara India yang didominasi oleh agama Hindu, terdapat banyak kuil untuk memuja Hanoman, dan dimana pun ada gambar awatara Wisnu, selalu ada gambar Hanoman. Kuil Hanoman bisa ditemukan di banyak tempat di India dan konon daerah di sekeliling kuil itu terbebas dari raksasa atau kejahatan